Minggu, 07 Desember 2014

sudut pandang


Macam-macam Sudut Pandang Dalam Menulis Cerita

Sudut Pandang (point of view) adalah elemen yang tidak bisa ditinggalkan dalam membangun cerita pendek. Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita, dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Sudut pandangan tokoh ini merupakan visi pengarang yang dijelmakan ke dalam pandangan tokoh-tokoh bercerita. Jadi sudut pandangan ini sangat erat dengan teknik bercerita.

Sudut Pandang adalah salah satu unsur fiksi yang menjadi kunci kesuksesan cerita. Sebelum kita menulis cerita, harus memutuskan untuk memilih dan menggunakan sudut pandang tertentu di dalam cerita yang akan kita buat. Kita harus sudah bisa mengambil sikap naratif, antara mengemukakan cerita dengan dikisahkan oleh seorang tokohnya, atau oleh seorang narator yang diluar cerita itu sendiri.


Macam-macam Sudut Pandang Dalam Menulis Cerita


Macam-macam Sudut pandang



Sudut Pandang Persona Ketiga “Dia”

Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “Dia”, narator adalah seseorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita menebut nama, atau kata gantinya. Ia, dia, mereka. Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan dan keterkaitan pengaruh terhadap bahan ceritanya. Disatu pihak pengarang, narator dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh “dia” atau yang disebut sudut pandang “Dia” mahatahu, di lain pihak, ada juga sudut pandang yang mempunyai keterbatasan “Pengertian” terhadap tokoh “Dia” yang diceritakannya, atau yang disebut sudut pandang “Dia” terbatas, “dia” sebagai pengamat.

Sudut pandang orang ketiga, biasanya pengarang menggunakan tokoh “ia”, atau “dia”. Atau bisa juga dengan menyebut nama tokohnya misalnya “Aisha”, “Fahri”, dan “Nurul”. Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga gaya ”Dia”, narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya : ia, dia, mereka.

Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak. Sudut pandang ”dia”dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya.

Di satu pihak, pengarang, narator dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tokoh ”dia”, jadi bersifat mahatahu, di lain pihak ia terikat, mempunyai keterbatasan ”pengertian” terhadap tokoh ”dia” yang diceritakan itu, jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja. Ada yang berpendapat bahwa sudut pandang menggunakan gaya "Dia" terbagi menjadi dua, yaitu:


A. “Dia” Mahatahu

Dalam sudut Dia pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut ”dia”, namun pengarang, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ”dia”yang satu ke ”dia” yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.

B. ”Dia” Terbatas ”Dia”
Dalm sudut pandang ini, sebagai pengamat. Dalam sudut pandang ”dia” terbatas, seperti halnya dalam”dia”mahatahu, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja atau terbatas dalam jumlah yang sangat terbatas. Tokoh cerita mungkin saja cukup banyak, yang juga berupa tokoh ”dia”, namun mereka tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan sosok dirinya seperti halnya tokoh pertama.


Sudut Pandang Persona Pertama “Aku” 

Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama (First-person point of new), “Aku”, jadi: gaya “Aku”, narator adalah seseorang ikut terlibat dalam cerita. Tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri. Seorang pembaca, penerima apa yang diceritakan oleh si “Aku”, maka kita hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan si “Aku”.

Sudut pandang personal pertama dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan peran dan kedudukan si “Aku” dalam cerita, yaitu “Aku” tokoh utama dan “aku” tokoh tambahan. ‘aku’ tokoh utama dalam sudut pandang mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya.

Selanjutnya, dalam sudut pandang ini tokoh “aku” sebagai tokoh tambahan hadir membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian “dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama. Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama (first person point of view), ”aku”. Jadi: gaya ”aku”, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita.

Ia adalah si ”aku” tokoh yang berkisah,mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui,dilihat, didengar,dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ”aku” tersebut.


A. ”Aku” Tokoh Utama

Dalam sudut pandang teknik ini, si ”aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si”aku”menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ”aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian,si ”aku” menjadi tokoh utama (first person central).

B. ”Aku” Tokoh Tambahan

Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ”aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ”aku”tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah.

Dengan demikian si ”aku” hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ”aku” pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.



Sudut Pandang Campuran

Penggunaan sudut pandang yang bersifat campuran, mungkin berupa penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik “dia” mahatahu dan “dia” sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik “aku” sebagai tokoh utama dan “aku” tambahan atau sebagai saksi, bahkan dapat berupa campuran antara pertama dan ketiga, antara “aku” dan “dia” sekaligus.

Sudut pandang campuran, di mana pengarang membaurkan antara pendapat pengarang dan tokoh-tokohnya. Seluruh kejadian dan aktivitas tokoh diberi komentar dan tafsiran, sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai tokoh dan kejadian yang diceritakan.

Sudut pandangan yang berkuasa. Merupakan teknik yang menggunakan kekuasaan si pengarang untuk menceritakan sesuatu sebagai pencipta. Sudut pandangan yang berkuasa ini membuat cerita sangat informatif. Sudut pandanga ini lebih cocok untuk cerita-cerita bertendens. Para pujangga Balai Pustaka banyak yang menggunakan teknik ini. Jika tidak hati-hati dan piawai sudut pandangan berkuasa akan menjadikan cerpen terasa menggurui.

Baca Juga  Pengertian Alur atau Plot


Demikian mengenai  Macam-macam Sudut Pandang Dalam Menulis Cerita. Semoga bisa memberikan manfaat dan pencerahan bagi anda yang sedang ingin menyelesaika tulisan.



Sumber Referensi:
  • Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 
  • Siswanto,Wahayudi. 2008.Pengantar Teori Sastra.Jakarta: Grasindo Sumardjo, Jakob. K.M. Saini.1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Related Posts :

0 Response to "Macam-macam Sudut Pandang Dalam Menulis Cerita"

bluring dan panning


DuniaFotoKita-Berbicara mengenai foto bluring dan panning, pasti berbicara akan sesuatu yang bergerak dan speed (kecepatan). Mengapa demikian ? Karna tehnik pengambilan fotonya dilihat dari sesuatu yang bergerak dengan speed yang diinginkan. Untuk kali ini kita membahas bluring dan panning, yang termasuk pada kecepatan rendah (slow speed).



Bluring
Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi blur, diperlukan kecepatan rana rendah. Seberapa rendah? Tergantung pada beberapa faktor.
1.      Kecepatan Subjek 
Sebuah mobil berkecepatan tinggi, seperti mobil Formula 1 yang melaju kencang menjadi blur pada kecepatan rana 1/500 detik.Namun untuk pejalan kaki akan menjadi blur pada kecepatan rana 1/15 detik.
2.      Sudut Pandang Arah Pemotretan Dan Jarak 
Subjek yang bergerak melintas dari samping, blur lebih cepat dibandingkan dengan subjek yang bergerak menjauh atau mendekati pemotret secara frontal.Subjek yang bergerak di dekat Anda akan lebih blur jika dibandingkan subjek yang bergerak jauh dari Anda. Agar foto disebut blur dan bukan “ancur”  biasanya fotografer memasukan subjek lain yang tidak bergerak sebagai patokan. Jadi dalam frame mesti ada dua macam subjek, yaitu :
   -    Subjek bergerak : menjadi blur pada foto.
   -    Subjek diam : menjadi jelas dalam foto

Bagaimana menghindari foto blur jadi ancur? Kamera harus dalam posisi diam.
Pada kecepatan 1/30 (atau lebih lambat lagi) direkomendasikan menggunakan tripod.


Panning
Panning adalah cara lain untuk memberikan kesan gerak pada foto. Ketika melakukan Panning, kamera mengikuti subjek selama eksposur.
Jika terlaksana dengan baik, hasilnya menjadikan subjek relatif lebih tajam dibandingkan dengan background-nya yang hampir sepenuhnya blur. Ibarat petembak, panning adalah Tembak Reaksi, salah satu cabang olah raga menembak, yang di Indonesia di bawah naungan PERBAKIN. Petembak reaksi menggunakan semboyan (Diligentia Vis Celeritas) yang artinya adalah Diligentia=Accuracy=Ketepatan, Vis=Power=Kekuatan, Celeritas=Speed=Kecepatan. Pemotretan Panning harus terencana. Ambillah subjek yang terpisah cukup baik dari background. Cobalah temukan background yang memiliki warna cerah atau berciri jelas yang akan menghasilkan pola menarik dan wama-warna yang di-blur. Untuk memotret subjek yang bergerak menjadi panning diperlukan kecepatan rana yang hampir sama dengan teknik bluring di atas. Sebuah mobil berkecepatan tinggi, seperti mobil Formula 1 yang melaju kencang akan menjadi panning pada kecepatan rana 1/500 detik. Namun untuk pejalan kaki akan menjadi panning pada kecepatan 1/15 detik. Untuk mencegah overexposure dengan kecepatan rana rendah pada cuaca terang, gunakan asa kecil.
Perlu diketahui, agar foto menjadi panning sama halnya seperti bluring, yang dimana didalam frame mestilah ada dua macam subjek, yaitu :
-    Subjek bergerak menjadi jelas pada foto.
-    Subjek diam menjadi blur dalam foto.
Sumber : Materi fotografi Burhanuddin, duniafotokita.com. (Maulana)
Categories:

4 Responses so far.

TOKO ASIA ELETRONIK
Buka Promo Cuci Gudang hrg terjankau
MenawarKan Produk asli dan bergaransi :
Harga Promo Stok barang terbatas
ASIA ELEKTRONIK PUSAT ELEKTRONIK Online Shop
JL.Kh.Hasyim Ashari No.125 Sentral Jakarta 10150
HUB:0853-2822-2842
Hasyim Ashari Jakarta Pusat
Kami Melayani pengiriman di seluruh indonesia melalui via TIKI/JNE
Atau Kunjungi Kami di www.asia-eletronik.jimdo.com
HARGA TERBARU DI TAHUN INI

NIKON
Harga Nikon D3200 – Lensa Kit 18-55mm – 24.2 MP adalah RP 3.265.000 Fitur di dalamnya 24.2 Megapiksel,3″ TFT LCD,Lensa 18-55mm,Kualitas Video Full HD,Active D-Lighting
Harga Nikon D5200 Lensa Kit 18-55mm – 24.1 MP adalah RP 3.485.000 fitur di dalamnya 24.1 MP Kamera,3” Layar Vari-Angle,Lensa Kit 18-55 mm,Wireless Adapter,Video 1080p Full HD
Harga Nikon D5100 Lensa Kit 18-55mm – 16.2 MP adalah RP 3.850.000 fitur didalamnya 16.2 MP Kamera, 3″ LCD, Lensa Kit ED II 18-55mm
Harga Nikon D800 Body Only – 36.3 MP adalah RP 6.500.000 fitur di dalamnya 36.3 MP Kamera, 3.2” LCD
Harga Nikon D3100 Lensa Kit ED II 18-55 mm – 14.2 MP adalah RP 3.165.000 fitur di dalamnya 14.2 Kamera, 3″TFT LCD, Lensa Kit ED II 18-55mm
Harga Nikon D90 Lensa Kit 18-105 mm – 12.3 MP adalah RP 4.165.000 fitur di dalamnya 12.3 MP, 3″ LCD, Lensa Kit 18-105mm

CANON
EOS 1100D Kit APS-C Digital SLR, 12.2 Megapixel, LiveView, 2.7″ TFT LCD, SD/SDHC Card Slot, include EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS
Rp 2,039,000
EOS 1DX Body Full Frame Digital SLR, 18.1 Megapixel, LiveView, Full HD, CF Card Slot, 3.2″ TFT color liquid-crystal monitor, CMOS Sensor, Body Only
Rp 22,500,000
EOS 5D Mark II Kit Full Frame Digital SLR, 21.1 Megapixel, LiveView, Full HD 1080, CF Card Slot, 3.0″ TFT LCD, include EF 24-105mm f/4L IS USM
Rp 7.500,000
EOS 5D Mark III Body Full Frame Digital SLR, 22.3 Megapixels, LiveView, Full HD 1080, CF Card Slot, 3.2″ TFT Color LCD
Rp 8,665,000
EOS 5D Mark III KIT Full Frame Digital SLR, 22.3 Megapixels, LiveView, Full HD 1080, CF Card Slot, 3.2″ TFT Color LCD, Include EF 24-105L IS USM
Rp.9.700.000
EOS 600D Kit1 APS-C Digital SLR, 18 Megapixel, LiveView, Full HD 1080, SD/SDHC Card Slot, 3.0″ TFT LCD with EF-S 18-55mm F3.5-5.6 II IS
Rp 3,279,000
EOS 600D Kit2 APS-C Digital SLR, 18 Megapixel, LiveView, Full HD 1080, SD/SDHC Card Slot, 3.0″ TFT LCD, with EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS
Rp 3,559,000
EOS 60D Kit1 APS-C Digital SLR, 18.0 Megapixel, 3.0″ TFT Vari-angle LCD, SD/SDHC Card Slot, include EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS
Rp 4,080,000
EOS 60D Kit2 APS-C Digital SLR, 18.0 Megapixel, 3.0″ TFT Vari-angle LCD, SD/SDHC Card Slot, include EF-S 18-135mm f/3.5-5.6 IS
Rp 5,000,000
EOS 60D Kit3 APS-C Digital SLR, 18.0 Megapixel, 3.0″ TFT Vari-angle LCD, SD/SDHC Card Slot, include EF-S 18-200mm f/3.5-5.6 ISRp
5,540,000
EOS 650D Kit1 APS-C Digital SLR, 18 Megapixel, LiveView, Full HD 1080, SD/SDHC/SDXC Card Slot, 3.0″ Vari-Angle Touchscreen LCD with EF-S 18-55mm F3.5-5.6 II IS
Rp 3,85,000
EOS 650D Kit2 APS-C Digital SLR, 18 Megapixel, LiveView, Full HD 1080, SD/SDHC/SDXC Card Slot, 3.0″ Vari-Angle Touchscreen LCD with EF-S 18-135mm F3.5-5.6 IS
Rp 4,220,000.
EOS 7D Kit2 APS-C Digital SLR, 18.7 Megapixel, LiveView, Full HD 1080, CF Card Slot, 3.0″ TFT LCD, include EF-S 15-85mm f/3.5-5.6 IS.
Rp 6,865,000
Ada=mesing poto kopi,BleckBerry,Nokia,Noteboock asus,samsung dan lain2.
Apabila anda ingin melakukan pemotretan sebuah objek maka sebaiknya lakukan persiapan-persiapan sebagai berikut :

Persiapan Awal


Pertama kali untuk keamanan kamera, maka Anda hendaknya memasang tali kamera.


Kemudian periksa battery kamera, jika masih kosong atau battery lemah hendaklah masukkan battery yang masih baru.


Kemudian periksa juga memory card, jika belum terpasang maka silakan dipasang pada slot memory card yang disediakan

perawatan peralatan fotografi

                       

Badan Kamera
1.
Badan kamera adalah ruangan yang sama sekali
kedap cahaya
,
namun dihubungkan dengan lensa yang darimana menjadi satu
-
satunya tempat cahaya akan masuk. Di dalam bagian ini cahaya yang
difokuskan oleh lensa akan diatur agar tepat mengenai dan
membakar
Film
.
2.
Di dalam kamera untuk tujuan seni fotografi, biasanya ditambahkan
beberapa tombol pengatur, antara lain:
Pengatur ISO/ASA Film.
Shutter Speed
.
Aperture (Bukaan Diafragma).
3.
Jika diperlukan bisa pula ditambah peralatan:
Blitz
(atau lebih umum disebut
lampu kilat
atau
flash
)
Tripot
Lightmeter

Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan
kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang
terbuat dari
plastik
atau
kaca
, atau sejumlah
lensa yang tersusun dalam suatu
silinder
logam
.


Pemantik Potret
Tombol pemantik potret atau
shutter
dipasang di
belakang lensa atau di antara lensa. Kebanyakan
kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur
waktu
untuk memungkinkan mengubah
-
ubah lama
bukaan
shutter
. Waktu ini ialah singkatnya
pemetik potret itu membuka, sehingga
memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Beberapa masyarakat awam menganggap
kemampuan kamera sebanding dengan besarnya
nilai maksimum
shutter speed
yang bisa
digunakan.

Bagian lain
1.
Mekanisme memutar film gulungan agar bagian
-
bagian
film itu bergantian dapat disingkapkan pada objek
2.
Mekanisme fokus yang dapat mengubah
-
ubah jarak antara
lensa dan film,
3.
Pemindai komposisi pemotretan (
range finder
) yang
menunjukkan apa saja yang akan terpotret serta apakah
objek utama akan terfokuskan
4.
lightmeter
untuk membantu menetapkan kecepatan
pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya
cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga diperoleh
bayangan atau gambar yang memuaskan.
Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya
tidak memiliki salah satu dari bagian
-
bagian tersebut

CAMERA DIGITAL

Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat
bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret
dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa
harus susah
-
susah membidiknya melalui jendela
pandang karena kamera digital sebagian besar
memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya,
kamera digital menggunakan sebuah layar
LCD
yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar
LCD pada setiap kamera digital berbeda
-
beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital
menggunakan
internal memory
ataupun
external
memory
yang menggunakan
memory card
.

Merawat Camera Digital
1.
Hindari kontak langsung dengan sinar
matahari.
Jagalah kamera digital anda jangan sampai
terjemur atau terkena sinar matahari secara
langsung dan berlebihan. Sebab panas yang
tinggidapat merusak bagian
-
bagian kamera
yang terbuat dari plastic dan karet serta
komponen elektronik yang lainnya.

2.
Jagalah kamera digital anda agar
terhindar dari goncangan yang
berlebihan.
Jangan lupa menaruhnya dalam
taskhusus kamera, guna menghindari
guncangan yang berlebihan dengan
lingkungan luar maupun benturan
antar peralatan.

3.
Bersihkan kamera dan lensa.
Sebaiknya kamera dibersihkan seminggu
sekali atau secara teratur dan berkala. Untuk
bagian fisik kamera gunakan lap kering yang
bersihdan tak kasar. Sedangkan bagian
dalam dan elemen
-
elemen kecilnya, gunakan
blower atau peniup yang banyak dijual ditoko
kamera.

4.
Hindari goresan pada lensa.
Untuk menghindari goresan, sebaiknya lensa
mempunyai filter ulir yang terpasang
permanent dibagian depannya. Filter yang
umum menjadi pelindung adalah jenis filter
UV (ultraviolet) atau filter skylight.
Sedangkan untuk menghindari goresan
dibagian belakang lensa usahakan selalu
memasang bodycup penutup saat lensa
dilepas dari badan kamera.

5.
Hindari Air laut.
Air laut sangat jahat dan penyebab karat
yang potensial terhadap kamera atau
perangkat elektronik lainnya. Kecuali yang
dirancang khusus untuk air laut. Jika suatu
saat, tanpa sengaja kamera anda tercebur
kedalam air laut maka langsung rendam
kamera anda kedalam air tawar, kemudian
bilaslah berkali
-
kali untuk menghilangkan
bekas air laut. Kemudian dibawa segera ke
ahli servis kamera untuk membersihkannya.

6.
Jagan terlampau sering membersihkan
lensa atau membersihkan bagian
dalamnya bila berjamur. Karena kaca
lensa begitu peka. Sebab semakin sering
juga dibersihkan dapat mengakibatkan
mutu gambar kurang baik.

7.
jangan menyimpannya didalam lemari
pakaian. Karena hal itu dapat
mengundang jamur yang menempel
pada lensa bagian dalam kamera.